Lokaarunawastu.com – Beton adalah tulang punggung setiap bangunan. Bayangkan saja, beton adalah fondasi utama yang membuat gedung, jembatan, atau rumah Anda bisa berdiri kuat dan tahan lama. Tapi, pernahkah Anda melihat beton yang mulai rapuh, muncul lubang-lubang kecil, atau permukaannya berpasir?
Kondisi ini namanya beton keropos. Ini bukan sekadar cacat kecil yang bisa diabaikan. Keropos adalah sinyal bahaya serius yang bisa melemahkan seluruh bangunan. Lantas, apa sebetulnya yang memicu kerusakan ini? Mengapa beton, yang seharusnya sangat kuat, bisa begitu mudah keropos dan membuka jalur bagi masalah yang lebih besar?
Inilah penyebab beton keropos yang bikin bangunan cepat rusak dan mengancam keamanannya. Anda tentu ingin bangunan Anda kokoh. Daripada hanya menambal permukaannya, artikel ini telah merangkum apa saja penyebab beton keropos yang perlu Anda ketahui. Lanjutkan membaca untuk memahami akar masalahnya, agar Anda bisa memastikan proyek Anda terjamin mutunya dari awal hingga akhir!
Risiko Bahaya Beton Keropos
Beton keropos merupakan indikator kegagalan struktural serius yang secara langsung mengancam integritas dan keamanan bangunan. Keberadaan pori-pori dan rongga yang tidak terisi sempurna menciptakan jalan masuk bagi air, oksigen, dan zat kimia agresif seperti ion klorida atau karbon dioksida untuk menembus lapisan pelindung beton.
Ini secara fundamental menurunkan kepadatan dan kuat tekan beton. Jika beton keropos terjadi pada elemen seperti kolom atau balok, ia mengurangi kemampuan struktur menahan beban, berpotensi menyebabkan keruntuhan atau kegagalan fungsi di titik-titik vital tersebut. Bahaya utama dari beton keropos adalah memicu korosi atau karat pada besi tulangan (rebar).
Ketika air dan oksigen mencapai baja tulangan melalui rongga keropos, baja mulai teroksidasi dan menghasilkan karat. Karat memiliki volume yang jauh lebih besar daripada baja asalnya. Pembengkakan volume karat ini menciptakan tekanan internal yang luar biasa di dalam beton, melebihi kekuatan tarik beton di sekitarnya.
Tekanan ini menyebabkan beton retak dan pada akhirnya mengelupas, di mana lapisan beton terluar terlepas, menampakkan tulangan yang berkarat dan tergerus. Konsekuensi jangka panjang dari beton keropos adalah berkurangnya umur layanan bangunan secara drastis. Korosi yang berkelanjutan mengikis penampang efektif baja tulangan, secara langsung mengurangi kekuatan tarik dan lekatan antara beton dan tulangan.
Struktur yang terus melemah memerlukan perbaikan yang sangat mahal, sering melibatkan grouting atau jacketing dan jika dibiarkan, dapat membahayakan keselamatan pengguna bangunan, bahkan memicu risiko keruntuhan total.
Penyebab Beton Keropos
Masalah beton keropos tentu tidak terjadi begitu saja. Kerusakan fatal ini hampir selalu berakar pada kesalahan atau ketidaksesuaian prosedur yang dimulai sejak tahap perencanaan campuran hingga perawatan setelah pengecoran. Dengan memahami lima penyebab utama beton bisa keropos berikut, Anda telah menyelamatkan proyek dari kerusakan dini!
1. Rasio Air Semen (WCR) Tidak Tepat

Rasio Air-Semen atau Water Cement Ratio adalah faktor tunggal yang paling menentukan kualitas dan daya tahan beton. WCR adalah perbandingan berat air yang digunakan terhadap berat semen. Penyebab beton keropos yang paling umum yaitu penggunaan air yang berlebihan.
Ketika air terlalu banyak, adukan beton memang menjadi lebih encer dan mudah dicor, tapi ini justru musuh kekuatan beton. Kelebihan air akan membuat banyak pori-pori besar di dalam beton setelah air tersebut menguap selama proses pengeringan dan hidrasi.
Pori-pori ini tidak hanya menurunkan kuat tekan beton secara drastis, tapi juga meningkatkan permeabilitas. Sehingga membuat beton mudah ditembus air dan udara. Inilah yang menjadi jalur cepat bagi pemicu korosi pada besi tulangan.
2. Proses Pemadatan Kurang Sempurna

Pemadatan adalah langkah penting setelah pengecoran untuk mengeluarkan gelembung udara yang terjebak di dalam adukan beton atau dikenal dengan istilah entrapped air. Jika pemadatan dengan menggunakan vibrator atau alat bantu lain, tidak dilakukan dengan benar atau durasinya kurang, hasilnya adalah beton menjadi berongga dan lemah.
Rongga udara yang terperangkap ini menghasilkan honeycomb atau sarang lebah pada permukaan beton, yang merupakan bentuk paling nyata dari beton keropos. Sebaliknya, pemadatan yang berlebihan juga dapat merusak.
Vibrasi yang terlalu lama akan menyebabkan segregasi, yaitu pemisahan material, di mana agregat kasar atau kerikil mengendap ke bawah dan air semen naik ke permukaan. Keduanya, baik pemadatan kurang maupun berlebihan, menghasilkan kekuatan yang tidak merata dan meninggalkan area rentan yang menjadi titik awal kerusakan.
3. Ketidaksesuaian Selimut Beton

Selimut beton adalah lapisan pelindung beton yang berada di antara permukaan luar beton dan tulangan baja (rebar). Fungsi utamanya adalah untuk melindungi tulangan dari paparan lingkungan luar. Kesalahan pada penempatan tulangan, misalnya terlalu dekat dengan permukaan atau tidak merata bisa menyebabkan selimut beton menjadi terlalu tipis.
Selimut beton yang tipis adalah penyebab beton keropos yang fatal dalam jangka panjang, karena mempercepat proses korosi. Air, zat kimia, dan proses karbonasi akan lebih cepat mencapai baja tulangan. Saat tulangan berkarat, volumenya membesar, menekan beton di sekitarnya hingga retak, pecah, dan terkelupas. Oleh karena itu, untuk menghindari hal ini, penggunaan penyangga tulangan sangat penting untuk memastikan ketebalan selimut beton seragam.
4. Kebersihan dan Kualitas Bekisting

Bekisting berfungsi sebagai cetakan sementara bagi beton dan memiliki peran besar dalam mencegah beton keropos. Jika bekisting yang digunakan kotor, misalnya masih ada sisa-sisa adukan beton lama yang menempel, atau jika terdapat celah dan kebocoran yang tidak tertutup rapat, kualitas beton pasti akan terganggu.
Kebocoran pada sambungan bekisting sangat berbahaya karena air semen akan merembes keluar saat pengecoran. Hilangnya air semen ini membuat agregat kasar di area tersebut tidak terikat sempurna, sehingga menghasilkan area beton keropos yang rapuh. Selain itu, pembongkaran bekisting yang terlalu cepat sebelum beton mencapai kekuatan tekan awal yang memadai juga dapat merusak permukaan dan menghasilkan keropos.
5. Pengabaian Perawatan Beton

Proses curing atau perawatan beton adalah tahap untuk menjaga kelembaban dan suhu beton setelah pengecoran selama periode waktu tertentu. Pengabaian curing adalah kesalahan fatal yang sering dianggap remeh. Jika curing tidak dilakukan, air di permukaan beton akan menguap terlalu cepat, terutama saat cuaca panas.
Penguapan cepat ini menghambat reaksi kimia semen, membuat beton tidak mencapai kekuatan maksimalnya, mudah retak, dan meningkatkan porositas. Beton yang lemah dan retak adalah beton yang rentan keropos, yang akhirnya membuat struktur cepat rusak dan menurunkan umur pakainya.
BACA JUGA : Apa Itu Epoxy Lantai Gudang
Ambil Tindakan Pastikan Beton Bangunan Kuat
Beton keropos menunjukkan kegagalan pada proses pembangunan yang paling mendasar, secara langsung melemahkan kekuatan struktural dan mempercepat korosi pada tulangan inti. Anda wajib ingat bahwa pencegahan selalu menghasilkan penghematan biaya dan peningkatan keamanan yang jauh lebih besar daripada perbaikan di kemudian hari.
Tindakan proaktif dan disiplin Anda akan memastikan tulangan terlindungi maksimal dan beton mampu melawan penetrasi elemen perusak. Jangan tunggu masalah keropos muncul dan mengancam stabilitas bangunan Anda. Ambil langkah pencegahan dan evaluasi mutu beton sejak dini.
Hubungi Loka Aruna Wastu segera untuk mendapatkan panduan atau konsultasi teknis ahli mengenai manajemen kualitas beton. Kami siap mendukung proyek Anda agar menghasilkan struktur beton yang kuat, aman, dan berstandar internasional, mengamankan masa depan bangunan Anda secara keseluruhan.

Pingback: 5 Manfaat Coating Lantai dan Cara Aplikasinya yang Tepat